Prolog
Sebagai manusia
biasa kita tidak
pernah tahu apa
yang menjadi rencana
Sang Pemilik kehidupan
bagi kita, dapat
diibaratkan jika kita
semua ini hanyalah
sebagai pemain suatu
peran yang telah
ditentukan oleh Sang
Sutradara, jadi sebagai
pelakon kita hanya
mampu menjalankan apa-apa
yang telah di
amanatkan pada kita
semua sebagai makhluk
ciptaan-Nya yang bernama
manusia dan menjalani
suatu skenario rancangannya
yang disebut takdir.
Perkenalkan namaku
Nayla Atmajaya, namun
semua orang telah
melupakan nama belakangku
yang merupakan nama
keluarga yang dulunya
aku pernah punya
setelah aku resmi
menjadi penghuni sebuah
panti asuhan lantaran
kedua orangtuaku telah
tiada dan meninggalkanku seorang
diri di dunia
yang kejam ini.
Selama dipanti
asuhan itu aku tidak mempunyai
seorang teman pun,
para penghuni yang
lainnya disana semua
tampak menjauhiku seakan-akan aku
ini wabah yang
menular, memang aku
sejak dulu sudah
terkenal sebagai pribadi
yang pendiam, terlebih
setelah kepergian orang
yang paling dekat
denganku yaitu kedua
orangtuaku. Jadi disana
hanya Bunda pengurus
pantilah yang selalu
mencoba menghiburku dan
menjadi satu-satunya orang
yang tidak menjauhiku.
“Pergi sana jangan dekat-dekat
kami, kau tahu,
kau itu aneh
kami tidak mau
menjadi temanmu“ itu
salah satu kata-kata
menyakitkan yang pernah
kudengar saat berada
disana, dan semua
itu tidak akan
mungkin aku lupakan
sampai kapan pun.
“Kamu pasti
yang sudah membunuh
kedua orangtuamu sehingga
tidak ada keluargamu
yang mau menampungmu, jauhi kami,“ ucapan
yang lainnya.
Hampir
tiga
tahun keberadaanku di
panti asuhan tersebut
menjalani masa kecil
yang cukup sulit,
hingga suatu hari
datanglah sepasang suami
istri yang berniat
mengadopsiku untuk menjadikan
aku sebagai anak
angkat mereka.
Meski awalnya
aku sempat menolak, namun berkat bujukkan
dari Bunda pengurus
panti, dan juga melihat kebaikkan
suami istri yang
telah beberapa kali mengadakan kunjungan
untuk bertemu denganku
itu, maka akhirnya
aku pun luluh
dan memutuskan menerima
tawaran mereka.
Senin 15 Desember
2003, 09:15.
‘Dear diary, hari
ini aku akan
pergi dari tempat
ini, tempat yang
sudah kuanggap rumah
setelah kepergian Ayah
juga Ibu, kau tahu
diary satu jam
lagi pasangan yang
akan menjadi orangtua
baruku akan datang
dan membawaku pergi
dari sini.
Meski aku tidak
terlalu menyukai tempat
ini terlebih dengan
sesama penghuninya tapi
aku akan sangat
merindukan Bunda Iis,
hanya Bunda satu-satunya
orang yang tidak
menganggapku aneh, cuma
Bunda yang paling
mengerti juga sayang
sama aku disini,
diary apa aku
juga akan mendapatkan
kasih sayang seperti
yang diberikan Bunda
ya nanti.
Diary, apa menurutmu
kedua orangtua angkatku
nanti akan menyayangiku?, aku
takut yang dikatakan
Denis itu benar-benar
aku alami. Dia
bilang bahwa Ibu
angkat itu kejam
dan suka memukul
anak yang bukan
darah dagingnya dan
Denis juga bilang
kalau Ayah angkat
itu suka memperk*sa
anak yang dia
adopsi disaat istrinya
tidak ada dirumah,
apakah yang dikatakan
Denis benar diary?.
Aku tahu dia
tidak suka padaku
dan membenciku sejak
dulu, sejak pertama
kali aku datang
dan mungkin saja
yang dikatakannya itu tidak benar,
seperti yang bunda
jelaskan bahwa Denis
hanya menakut-nakutiku saja.
Aku binggung diary tapi
aku tidak bisa membatalkan semuanya
sekarang, aku sudah
mengatakan setuju menjadi
anak angkat mereka.
Do’akan aku ya
diary karena hanya
kamu yang aku
punya setelah kita
keluar dari tempat
ini, sekarang aku
akan menyimpanmu agar
aku tidak akan
meninggalkanmu disini. Sampai
bertemu di tempat
baru kita nanti
diary‘.
Dan setelah
itu aku pun
menjalani skenario baru
dengan keluargaku yang
baru pula, namun
kebahagiaan yang kuharapkan
akan berlangsung lama,
ternyata hanya mampu
menjadi sebuah angan-angan.
Yang lagi-lagi harus
aku relakan terbang
di bawa angin
bercampur badai, yang
melanda episode kehidupanku,
sesudah aku hampir
lima tahun hidup
bersama mereka.
Suami istri
yang selama itu
aku anggap sebagai
malaikat penolong, yang
telah memberikan secercah
harapan bagi hidupku
setelah kepergian orangtua
kandungku, ternyata mereka
tidak lebih adalah
sosok monster bermuka
dua yang sangat
kejam.
Hingga akhirnya
aku harus jatuh
terpuruk kembali ke dalam kesedihan dan
segala yang kualami
itu hanya dapat
aku tuangkan ke dalam lembar
demi lembar buku
harianku.
***
NOTE : UNTUK MEMBACA KISAH LENGKAPNYA BISA BERKUNJUNG KE WATTPAD @RiriSuwandiNaughty Diaries
Tidak ada komentar:
Posting Komentar